LAMPUNGTENGAH – Pengrusakan dan pembakaran rumah Thabrani orang tua kepala Kampung Gunungagung, Kecamatan Terusannunyai, Kabupaten Lampungtengah, Lampung, oleh puluhan Provokator pada Sabtu 17 Mei 2025 diduga ulah dari dua Provokator calon kepala kampung yang kalah pada saat pemilihan kepala kampung (Kakam).
Merasa tidak puas, mereka selalu mencari-cari dan menghasut warga untuk melengserkan kepala kampung Gunung Agung, Kecamatan Terusan Nunyai, Kabupaten Lampung Tengah Sukardi.
Kejadian perkelahian, yang menewaskan SRY, dijelaskan Herwan kakak dari AGS (41), dirinya tengah piket di SPBU dari Jam 06:00 pagi s/d jam 09:00 WIB pada saat dalam pos security dirinya dihubungi isteri dari AGS (Fani), mengabarkan bahwa AGS berkelahi di pasar.
“Kami lagi sarapan pecel berdua lalu datanglah atas nama SRY kearah kami dengan memegang kayu dan berkata kenapa komen terlalu berani di TikTok, “akhirnya mereka berdua berduel di pasar, dan mengakibatkan SRY meninggal dunia,” terang Fani istri AGS.
Herwan menuturkan, dirinya langsung menghubungi salah satu Kanit Polsek Terusannunyai, menjelaskan adiknya AGS berkelahi di pasar, AGS di Polsek/di polres telah menyerahkan diri.
Lalu, lanjut Herwan, setengah jam kemudian ia sedang duduk di rumah toko (ruko) depan SPBU melihat segerombolan orang membawa tombak, parang, payan merusak rumah orang tuanya (Rusli-red) dan berlanjut penyerangan kepada dirinya dengan tombak, sembari berkata mana AGS mana AGS.
“Saya sembari menahan hantaman tombak berkata bahwa AGS sudah menyerahkan diri di Polsek /Polres sampai akhirnya saya tersungkur,” jelas Herwan.
Herwan mengaku sudah melaporkan pengeroyokan, dan percobaan pembunuhan dirinya ke Polsek Terusannunyai, atas kejadian itu mengakibatkan luka di lengan tangan telapak tangan hidung dan kepala.
“Karena mereka melihat saya tersungkur ke lantai mereka lalu pergi ke arah rumah Thabrani orang tua kepala kampung. Setelah kejadian itu saya duduk dan berkata kepada yang punya ruko tolong amankan CCTV,” pinta Herwan.
Sementara itu, Meliyantina (24) Istri Aldo anak kepala kampung Gunungagung, menjelaskan Sabtu 17 Mei 2025 sekitar jam 09:00 WIB. Dirinya tengah berada di rumah bersama anaknya umur 3th, beserta sepupunya umur 4th, ibu mertua yang sedang sakit (strok ringan) kebetulan pagi itu keluarga mertua lagi jalan ke Bandarlampung menghadiri acara wisuda sepupu suami.
“Saya di rumah menjaga ibu mertua saya yang sedang sakit kemudian sekitar 1/4 jam saya dengar suara segerombolan orang dateng, lalu saya narik anak-anak dan ibu ke dalam kamar karena sudah ngak bisa kabur lagi. Segerombolan orang datang langsung menombak kaca rumah hingga habis yang saya kenali salah satunya Usman bin ST Bandar,” kata Meliyantina.
Lalu, ungkap Meliyantina, segerombolan orang tersebut tabur berpencar mencari hingga berhasil mendobrak pintu belakang rumah. Kemudian puluhan massa masuk ke dalam rumah. Dalam keadaan sembunyi Meliyantina berdiri mengintip massa dari angin-angin kamarnya, kemudian ia melihat massa membakar motor honda beat dan hordeng ikut terbakar serta tumpukan baju-baju yang sudah di setrika.
“Sepanjang waktu mereka di dalem rumah saya, masuk ke ruang tengah dan menghancurkan lemari-lemari kaca serta TV dipecahkan. Saya mendengar massa berkata habiskan, bakar, ini pake gas biar cepet di situ saya melihat T (Mantan calon kepala kampung Gunungagung yang kalah), Diki, Usman, Supri, Warsono, Idham, Ersan, Edi Sanjaya, Topan, Aroni, Swandi, Darmi dll karena saya ngak kenal namanya tetapi saya tetap ingat wajahnya, saya terancam karena mereka tetap menunggu sampai rumah habis terbakar,” ucap Meliyantina.
Kemudian, lanjut Meliyantina, dirinya nekat untuk keluar dari kamar sembunyi ke pintu samping rumah dan Ia sempat menelepon Paman (Joni-red) untuk meminta pertolongan supaya menjemput ke dalam rumah. Tetapi Meliyantina mendengar massa melarang keras paman supaya jangan masuk dan kami tidak boleh diselamatkan mau dihabiskan dan dibunuh paman saya diancam oleh Usman makai tombak.
“Sekitar 15 menit saya mendengar jeritan paman saya meminta tolong di dalam ada anak kecil lalu polisi yang bernama Dery geram menyelamatkan anak saya dia menggendong lalu kami yang lain ikut dari belakang Dery sampai di pintu keluar kami ditodong pakai pedang dan tombak, kami keluar sempat menarik tangan T yang termasuk provokator garda terdepan, dari barisan massa yang menodong, kemudian saya melihat Usman mau menombak anak saya yang digendong polisi Dery. saya menjerit stop jangan bunuh anak saya dia ngak punya salah saya menengok ke kiri ada segerombolan orang diantaranya (Diki berambut pirang) saya menjerit kami ngak bersalah dan ngak tahu masalah jangan bunuh kami, dan saya bukan orang Gunungagung, saya hanya menantu,” jelas Meliyantina.
“Ingat T muka saya semua masalah ini nanti diusut kamu pasti kena. dan saya melihat TR (Mantan calon kakam Gunungagung yang kalah) ada di halaman rumah saya dan mereka bersama rombongan sudah siap mau menghancurkan rumah belakang menggunakan batu, tombak dan besi panjang. Sepanjang saya jalan dari pintu rumah depan, segerombolan orang tersebut tetap mengancam kami makai senjata tombak dan senjata tajam,” kata Meliyantina.
Di tempat terpisah Rina istri dari Herwan, menjelaskan, di waktu dirinya mendengar kabar kejadian penusukan itu, ia sedang berada di Puskesmas Bandaragung. Dirinya mendengar dari adiknya yang tengah belanja di pasar dan ia mengajak pulang. Lantaran mendengar ada penusukan yang dilakukan AGS pelaku adalah adik ipar Rina.
“Saya langsung pulang dari Puskesmas dengan adik kandung, karena sudah rusuh saya pun segera mengamankan diri di rumah warga dan saya juga tidak tau kalau massa akan ke rumah kepala kampung. Nah pas saya sembunyi di rumah warga anak gadis nya bapak TR (mantan calon kepala kampung yang kalah) kepo dong karena mendengar di SPBU gaduh dia ingin tahu. Nah saya ada di tempat nya bertanya saya lagi bersembunyi kesitu kan ketakutan, terus anak gadis nya ngomong begini. Oh pantesan bapak saya TR ke depan bawa senjata tajam entah itu celurit atau golok yang pasti dia bilang gitu,” jelas Rina.
“Saya bersembunyi di rumah warga. Mereka bilang AGS bunuh orang di pasar Bandaragung sekarang mau menghancurkan rumah pak lurah. anak nya TR berkata pantesan bapak saya bawa senjata dari rumah,” ucap Rina menirukan kata anak TR.
Polisi Tetapkan 3 Tersangka Pembakaran dan Pengrusakan Rumah Kepala Kampung di Lampungtengah
Polda Lampung telah menetapkan tiga tersangka dalam kasus perusakan dan pembakaran rumah Sukardi, Kepala Kampung Gunung Agung, Kecamatan Terusan Nunyai, Kabupaten Lampung Tengah, yang terjadi pada Sabtu, 17 Mei 2025 lalu.
Penetapan ketiga tersangka ini dilakukan setelah penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Lampung melakukan pemeriksaan terhadap 24 orang saksi dan menggelar perkara pengrusakan serta pembakaran rumah milik kepala Kampung Gunung Agung.
“Kita sementara ini telah menetapkan tiga orang tersangka pembakaran dan pengrusakan rumah kepala kampung Gunung Agung,” kata Kombes Pol Pahala Simanjuntak, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Lampung, Kamis (22/5/2025).
Kombes Pahala menjelaskan bahwa penetapan sementara ketiga tersangka ini berdasarkan rekaman video saat kejadian. Ketiga tersangka memiliki peran masing-masing dan kini telah ditahan di Polda Lampung.(red)
Komentar